Friday, July 25, 2008

Jadilah seperti pohon Bambu

Alkisah di suatu desa yang begitu sejuk dinaungi pepohonan rindang,
tumbuhlah sebatang pohon mahoni yang begitu besar, menjulang tinggi
seolah-olah ingin memberitahukan dunia betapa kuatnya dia. Tampak
dia begitu memancarkan pesona wibawa bagi siapapun yang melihatnya.

Tak jauh dari tempat pohon mahoni itu berada, tumbuhlah serumpun
kecil bambu. Dilihat kasat mata, sungguh suatu pemandangan yang
begitu kontras, bagaikan langit dan bumi. Pohon mahoni yang begitu
gagah dengan ranting-ranting besar, dan bambu yang begitu ramping,
dengan dahan yang melengkung ke bawah.

Walaupun berbeda, mereka selalu hidup berdampingan. Sang bambu
yang rendah hati selalu menyapa pohon mahoni setiap hari, hampir
setiap waktu mereka berbincang dan berbincang.

Pohon mahoni selalu menyombongkan diri, betapa besar dan hebatnya
dia, namun sang bambu tidak pernah jenuh mendengarkan kesombongan
si pohon mahoni sambil tersenyum. Dia selalu mengomentari segala
ucapan mahoni dengan pujian, dengan tulus hati.

Suatu malam, hujan deras menguyur desa tersebut disertai angin
yang berhembus kencang. Suara gemuruh guntur turut menambah
suasana semakin mencekam. Banyak pohon bertumbangan karena tidak
kuat menghadapi hembusan angin kencang. Si pohon mahoni dan
bambu pun turut terkena terpaan angin kencang, mereka mencoba
bertahan dan berusaha untuk tidak tumbang.

Sang pohon mahoni yang panik, berusaha menahan angin kencang
tersebut dengan badan nya yang besar. Namun badannya tidak cukup
besar untuk menahan laju angin yang begitu kencang, dan akhirnya
tumbanglah pohon mahoni tersebut.

Sang bambu yang berada disampingnya, tak terelakkan juga harus
menghadapi tiupan angin kencang. Berbeda dengan mahoni yang
mencoba menahan deruan angin kencang dengan dahannya yang kokoh,
bambu hanya mengikuti kemana pun arah tiupan anginnya. Dengan
fleksibelnya dia bergemulai dengan hembusan angin.

Angin kencang pun berlalu, sang bambu tetap berdiri di atas tanah,
disamping pohon mahoni yang tumbang akibat terpaan angin kencang.
Dalam pencapaian sukses, manusia selalu dihadapi oleh realitas
masalah yang selalu datang silih berganti. Untuk mencapai sukses,
kita harus mampu menghadapinya dengan cara yang paling fleksibel.
Kita harus mengetahui sumber permasalahan dan mencari jalan keluar
terbaik.

Seperti sebatang bambu yang mengikuti terpaan angin, kita juga
harus menyikapi masalah secara fleksibel, terbuka, tidak terpaku
pada satu macam penyelesaian. Karena bila kita bersikap kaku,
menggangap diri kita paling hebat dan kuat, tidak peduli dengan
orang lain, niscaya kita akan tumbang seperti pohon mahoni yang
besar.

Link

No comments: